January 21, 2009

tanpa judul sekali-kali

Dikala udara datang menyesakkan hati..
Terdengar jerit lirih bagai isak tangis yg memirih..
Kala datang kebisuan yg menyeruak pikiran yg kusut..
Entah dimana harus kucari sebuah jawaban,..

Entah kapan dapat ku lihat jelas makna yg tersirat..
Saat semuanya menjadi abu-abu dan penuh tanda tanya..
Dan saat semua yg mungkin menjadi hal yg mustahil…
Saat itulah sebuah optimis hilang entah kemana..??

Hanya pedih dan penyesalan yg tersisa..
Tanda harapan yg pasti..dan hanya waktu yg mampu menjawab,,
Dalam senyum yg penuh hampa…!!
Limmo


Gw sempet berpikir, hebatnya jiwa seorang penyair..saat terburuk sekalipun dalam hidupnya, tetap masih bisa berkarya. Sepertinya antara kegalauan dan keindahan puisi itu berbanding lurus. Semakin galau hati sang penyair maka biasanya makin indah dan dalam makna dari setiap kata yang tercipta (ngarang deeh..)
Gw punya hobby lain selain makan dan tidur. Cantik-cantik dan imut begini (huekzz..), diem2 gw sangat menyukai puisi. Gak banyak yang tau, bahkan langka banget. Kesukaan gw dengan puisi sebenernya sudah cukup lama, sejak SMP nyokap memperkenalkan gw dengan Khalil Gibran yang sampai saat ini masih jadi penyair terbesar dan paling berpengaruh dalam hidup gw.Saat SMA gw ketemu orang yang menghujani gw dengan indahnya puisi, thanks to Vero buat semua puisinya. Sejak kuliah, dunia gw berputar nyaris 180 derajat (beeuuh..). Selama itu jg gw kehilangan jiwa melankolis gw (tuh kan…pasti ga pada percaya, hikz..), gw mulai lupa dengan tumpukan buku2 Khalil Gibran yang pernah gw koleksi dulu. Thanks to God, sekarang..di sini, di IOS gw ketemu temen baru. Temen yang membangkitkan kecintaan gw yang sempat tertidur terlalu pulas. Perlahan gw mulai kembali baca buku2 lama gw, kembali mencintai kata dan puisi.